VIRAL: Tak Peduli Corona, Warga Desa di Lombok Demo Minta Buka Masjid untuk Salat Jumat dan Tarawih
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rekaman warga desa di Lombok berkerumun menyampaikan protes penutupan masjid beredar viral di sosial media.
Warga desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat berdemo di depan masjid menolak anjuran pemerintah untuk salat jumat dan salat tarawih di rumah selama pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Video singkat berdurasi 10 detik yang diunggah di akun Instagram @instalombok_ itu menampilkan kerumunan orang memadati masjid sambil meneriakkan seruan untuk membuka masjid.
"Min ini di Bengkel, Labuapi, Lobar baru saja terjadi demo karena di Masjid tadi diumumin Jumatan, Terawih dirumah karena positif korona makin bertambah. Belum berapa menit Iangsung warga demo harus tetep ada Jum'at dan Terawih di Masjid." tulis pemilik akun @instalombok_.
Kabag Humas Pemkab Lombok Barat Ahkam sangat menyayangkan kejadian tersebut karena tidak mematuhi aturan pemerintah.
"Kami sangat prihatin dan menyayangkan," kata Ahkam, dikutip dari Kompas.com, Jumat (1/4/2020)
"Di tengah upaya keras kita untuk menghambat laju penyebaran, mereka menolak imbauan MUI, FKUB, KNPI, Polres, TNI dan Pemda untuk tidak menyelenggarakan ibadah yang sifatnya kumpul massa, seperti salat Jumat agar diganti zuhur dan meminta agar salat tarawih di rumah masing-masing."
Ahkam mengatakan, para warga berdalih atas dasar agama, mereka menganggap pandemi Covid-19 ini tidak berbahaya.
"Atas nama pemahaman agama dan tentu menganggap corona tidak berbahaya, mereka terang-terangan menolak dan menentang. Pemda sangat prihatin," kata Ahkam.
Masjid di Yogyakarta tarawih menggunakan toa
Masjid Nurul Huda, Ngoto, Bantul, Yogyakarta, melaksanakan tarawih menggunakan toa.
Sementara itu, warga sekitar tetap melaksanakan salat tarawih di rumah masing-masing.
Hal itu tampak dalam unggahan Twitter @UmaruddinM, Kamis (23/4/2020).
![Masjid di Yogayakarta pandu tarawih dengan menggunakan toa](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnewswiki/foto/bank/images/masjid-di-yogayakarta-pandu-tarawih-dengan-menggunakan-toa.jpg)
"Syiar Ramadan di tengah pandemi
Mengawali malam 1 Ramadan, saya memandu tarawih dr masjid menggunakan horn (toa). Ditemani Pak Sukedi yg bertugas sbg bilal. Warga mengikuti tarawih dr rumah masing2," tulisnya dalam keterangan.
Namun Umaruddin menegaskan salat tersebut bukan dalam rangka berjamaah, melainkan untuk menambah semangat kebersamaan saja.
"Ini bukan tarawih berjamaah. Tp utk menambah semangat & kebersamaan."
Ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Umaruddin mengatakan Masjid Nurul Huda rutin mengadakan tarawih berjamaah di masa sebelumnya.
Namun karena adanya pandemi memaksa tarawih tahun ini diadakan di rumah masing-masing.
Usulan tarawih dengan mengunakan toa ini diungkap pertama kali oleh takmir.
"Takmir mengajak untuk salat tarawih bersama di rumah masing-masing, dengan panduan imam dan bilal dari masjid," kata Umarudin dikutip Tribunnews.com.
Pasien Positif Covid-19 ikut tarawih berjamaah
Pasien positif Covid-19 nekat lakukan salat tarawih berjamaah di masjid lingkungan tempat tinggalnya.
Warga Kelurahan Cakranegara Barat, Kota Mataram tersebut sebelumnya memang telah melakukan tes swab.
Hal tersebut lantaran S memiliki riwayat perjalanan dan menghadiri Ijtima Ulama Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.
Namun S tidak menginformasikan kondisi tersebut pada pemerintah desa tempat tinggalnya.
Padahal S harus melakukan isolasi mandiri selama hasil tes swab belum keluar.
Dijemput petugas medis namun S sedang lakukan salat tarawih berjamaah di masjid
Seperti dikutip dari Kompas.com, hasil tes swab S telah keluar dan dinyatakan positif Covid-19.
Oleh karena itu tim medis Puskesmas Taliwang datang ke tempat tinggal S untuk melakukan penjemputan.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh amat Cakranegara, Erwan pada Kamis, (30/4/2020).
Diterangkan Erwan, S diinformasikan positif Covid-19 pada Rabu (29/4/2020) oleh Pemprov NTB.
"Saat kami melakukan pengecekan ke rumahnya, yang bersangkutan justru tidak ada," kata Erwan saat dikonfirmasi
"Mestinya kan isolasi mandiri sejak kepulangannya dari Gowa, Makassar. Kami cek justru shalat tarawih bersama banyak warga di Masjid Nurul Yakin," lanjutnya.
Sempat bersitegang ketika dijemput
Dikonfirmasi oleh Erwan, S memiliki riwayat menghadiri Ijtima Ulama Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan.
Oleh karena itu S kemudian dites swab, dan kemudian diketahui hasilnya positif menderita Covid-19.
Namun, S tidak memberi tahu kepala lingkungan bahwa dia dites swab sehingga warga tidak mengetahui bahwa S harusnya menjalani isolasi.
Tak hanya itu, rupanya S sempat menolak diisokasi ketika petugas medis menjemputnya dengan mengenakan APD lengkap.
S mengatakan dirinya tak perlu diisolasi lantaran merasa sehat dan tidak memiliki gejala seperti pasien Covid-19 pada umumnya.
"Sempat bersitegang dengan kami karena dia menganggap sehat tidak ada gejala," kata Erwan.
Akhirnya melunak setelah dijelaskan bahwa tindakan S bisa membahayakan nyawa orang lain
![Foto para peserta Ijtima Ulama Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan](https://asset.kompas.com/crops/bCJCryaxgq028HH6wnRUrz4kCsc=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2020/03/20/5e74c6ff9c9e2.jpg)
Akhirnya pria berusia 57 tahun ini melunak setelah dijelaskan bahwa tindakannya tersebut bisa membahayakan warga lain dan keluarga.
S akhirnya bersedia dibawa tim medis ke RSUD Kota Mataram untuk menjalani isolasi.
Sebelumnya, video penjemputan S sempat menjadi viral di berbagai platform media sosial.
S saat ini menjadi pasien Covid-19 dengan nomor kasus ke-229 Kota Mataram.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 NTB, jumlah pasien positif terus meningkat menjadi 230 kasus.
Sebagian besar dari angka tersebut berasal dari klaster Ijtima Ulama Dunia Zona Asia di Gowa.
Kasus terbanyak berasal dari Kota Mataram berjumlah 77 kasus dengan 2 kasus kematian.
Menyusul Lombok Barat 35 kasus, dan Dompu 32 kasus dengan 1 kasus kematian.
Sedangkan kasus di Lombok Timur berjumlah 29 kasus, Lombok Tengah 17 kasus, Kabupaten Bima 15 kasus dengan 1 kasus kematian, dan Kabupaten Lombok Utara 11 kasus.
Lebiih lanjut, terdapat 10 kasus di Kabupaten Sumbawa, serta masing masing 2 kasus di Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan 1 kematian di KSB.
Petugas medis kini tengah melakukan tracking dari kasus S.
Hal itu dilakukan mengingat banyak anggota masyarakat yang turut melakukan shalat tarawih bersama S.
HALAMAN SELANJUTNYA:
Loading...
0 Response to "VIRAL: Tak Peduli Corona, Warga Desa di Lombok Demo Minta Buka Masjid untuk Salat Jumat dan Tarawih"
Posting Komentar